Mojokerto — 3/8/2025.Sosok seniman lokal yang dikenal dengan karya-karya sarat makna budaya dan spiritualitas, Sri Rama, kembali menyampaikan pesan mendalam lewat simbol “Pari Emas”. Dalam sebuah perbincangan budaya yang digelar di Mojokerto, Sri Rama mengungkapkan bahwa Pari Emas bukan sekadar lambang pertanian atau kemakmuran, tetapi sebuah filosofi kehidupan yang mengajarkan nilai kesadaran, kerendahan hati, dan keberkahan.
“Pari Emas adalah simbol dari kehidupan yang paripurna. Emas melambangkan kemuliaan, sedangkan pari atau padi menunjukkan hasil dari kerja keras dan kerendahan hati. Ketika padi berisi, dia semakin merunduk. Di situlah ajaran luhur orang Jawa—semakin tinggi ilmunya, semakin rendah hatinya,” ungkap Sri Rama di hadapan para seniman dan pegiat budaya Mojokerto.
Menurutnya, Pari Emas juga mencerminkan proses spiritual manusia—dari benih yang ditanam, dirawat dengan ketekunan, hingga akhirnya berbuah menjadi kebermanfaatan bagi banyak orang. “Kita semua seharusnya menjadi pari emas: tumbuh, memberi, dan bersinar tanpa menyilaukan. Itulah hakikat hidup yang sesungguhnya.”
Sebagai seniman, Sri Rama mengintegrasikan konsep Pari Emas ke dalam berbagai karya seni, baik visual maupun pertunjukan. Ia berharap, melalui pendekatan budaya, masyarakat bisa kembali memahami nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur.
“Budaya bukan sekadar warisan, tapi napas kehidupan. Jika kita mampu menghidupkan makna-makna dalam budaya seperti Pari Emas, kita tak hanya menjaga warisan, tapi juga memperkuat jati diri bangsa,” tegasnya.
Pesan Sri Rama ini mendapat respons positif dari komunitas seni dan budaya setempat. Banyak yang berharap agar filosofi seperti Pari Emas bisa terus diwariskan kepada generasi muda, agar mereka tumbuh dengan karakter yang kuat, bijak, dan mencintai akar budayanya sendiri.
—
Editor:jekyridwan











