Wonogiri, 8 Agustus 2025 – Dalam gemuruh dunia yang tak pernah hening, di tengah derasnya arus ambisi dan kejaran prestasi, ada satu sosok yang memilih diam, tunduk, dan berjalan perlahan sesuai arah yang diyakini datang dari Langit.
Sederhana di lereng Pegunungan Seribu, yang menjadi inspirasi banyak warga desanya karena satu kalimat yang selalu ia ucapkan dalam tiap perbincangan:
“Kulo namung sedèrmo titah Gusti, ingkang paring lampah. Kulo namung sedèrmo wayang.”
(“Saya hanyalah sebatas titah Tuhan yang diberi jalan. Saya hanyalah sebatas wayang.”)
Baginya, hidup bukan tentang menjadi besar, bukan tentang dikenal dunia, melainkan tentang menjalani peran. Seperti wayang yang hanya akan bergerak jika digerakkan oleh dalang, Sumarwan percaya bahwa manusia hanya menjalani skenario agung Sang Pencipta.
> “Kita seringkali gumun, protes, bahkan sombong. Padahal kita ini hanya sedèrmo wayang. Ana sing nggerakké, ana sing ndalang,” ujarnya sambil menata
Editor: Rid