SURABAYA.3/8/2025 Salah satu tokoh pejuang kebudayaan dan spiritual dari Kota Surabaya, Ki Luhur, kembali menggugah kesadaran masyarakat melalui pesan mendalam yang ia sampaikan dalam sebuah forum budaya. Dalam orasinya, Ki Luhur menyinggung tentang “Besi Karatan” sebagai simbol dari jati diri bangsa Indonesia yang mulai pudar dan terlupakan.
> “Besi karatan itu ibarat jati diri bangsa ini—dulunya kuat, tapi karena lama tidak dirawat, akhirnya berkarat. Tapi bukan berarti tak bisa kembali. Besi itu bisa dilebur, ditempa, dan dibentuk ulang. Begitu pula dengan bangsa ini. Kita perlu daur ulang kesadaran, budaya, dan nilai-nilai luhur yang mulai kita abaikan,” tegas Ki Luhur dengan penuh semangat.
Pesan ini menjadi tamparan lembut bagi generasi muda dan para pemangku kebijakan untuk tidak melupakan akar budaya, nilai leluhur, dan semangat perjuangan bangsa. Ki Luhur menegaskan bahwa kesejatian bangsa bukan ditentukan oleh kemajuan teknologi semata, melainkan oleh sejauh mana bangsa ini mengenal dan menjaga identitas aslinya.
Dengan analogi besi karatan yang harus dilebur untuk menjadi kuat kembali, Ki Luhur mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mulai dari diri sendiri—menghidupkan kembali nilai kejujuran, gotong royong, dan cinta tanah air.
> “Mari kita daur ulang semangat kita. Mari kita tempa kembali diri kita menjadi bangsa yang bermartabat. Karena jati diri yang hilang hanya bisa ditemukan jika kita mau kembali ke akar,” pungkasnya, sambil mengibarkan Bendera Merah Putih penuh haru.
Pesan ini bukan hanya simbol peringatan, tapi juga panggilan untuk bergerak. Sebuah ajakan untuk membumikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang telah lama terpendam, agar Indonesia tak hanya besar dalam sejarah, tapi juga kuat dalam masa depan. . (Ki LUHUR)