Home / BERITA UTAMA / BUDAYA

Jumat, 25 Juli 2025 - 07:48 WIB

Papanisasi Aksara Jawa di Candi Jawi: Tonggak Pelestarian Budaya Leluhur

 

Pasuruan, 22 Juli 2025 — Hari yang baik, tujuan yang mulia, itulah harapan yang mengiringi langkah para pelestari budaya dalam momen bersejarah Papanisasi Aksara Jawa yang bergema di Tanah Jawa Timur.

Bertepatan dengan Hari Jawa Anggoro Kasih, Selasa Kliwon, 22 Juli 2025, para penggiat budaya dari berbagai daerah dan paguyuban berkumpul di kompleks suci Candi Jawi, Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Dalam suasana khidmat dan penuh rasa syukur, mereka melaksanakan prosesi doa, kirab kecil, dan lantunan tembang Jawa sebelum bersama-sama menancapkan papan bertuliskan Aksara Jawa: “CANDI JAWI”.

Acara ini merupakan langkah nyata dalam meneguhkan identitas budaya Jawa, sekaligus bentuk penghormatan kepada leluhur. Hadir dalam prosesi tersebut perwakilan dari berbagai lembaga, paguyuban, dan sanggar, antara lain Yayasan Pasopati Cakra Nusantara, Yayasan Cakra Manggilingan, Garda Cakra Budaya Nusantara, Putro Maheso Lawu, serta puluhan penggiat dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Mojokerto, dan Pasuruan.

Candi Jawi: Titik Sentral Jati Diri Jawa

Pemilihan Candi Jawi sebagai lokasi pemasangan papan Aksara Jawa bukan tanpa alasan. Candi ini bukan sekadar peninggalan sejarah, melainkan simbol keberadaan dan keluhuran budaya Jawa. Sebagaimana disampaikan oleh KPAS Mpu Ki Bagus, Ketua Umum Pasopati Cakra Nusantara sekaligus Ketua Paguyuban Pelestari Aksara Jawa Jawa Timur:

> “Candi Jawi merupakan punjer, pusat dari identitas Jawi atau Jawa. Sudah seharusnya ada penanda aksara Jawa di tempat suci ini, sebagai wujud eksistensi arsitektur asli Jawa dan perlambang kejayaan budaya yang tidak lekang oleh zaman.”

 

Dukungan untuk Pelestarian Aksara

Langkah ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur yang membidangi kebudayaan, Dr. Dra. Sri Untari. Dalam rapat pembahasan Peraturan Gubernur tentang Kebudayaan, beliau menyatakan pentingnya menanamkan kembali aksara Jawa di ruang-ruang publik, situs sejarah, bahkan tempat ibadah dan pendopo.

Juru rawat Candi Jawi, Bapak Solikin, bersama tokoh-tokoh adat seperti Ki Joko Mahesa, Romo Sukarji, Romo Putu, Nyai Ngatina, dan Nyai Zaenab, turut hadir dan memberikan restu spiritual dalam acara tersebut. Mereka menegaskan bahwa pelestarian budaya adalah bentuk syukur dan penghormatan terhadap leluhur.

Ajakan Menjaga Warisan Budaya

Dalam penutup acara, para penggiat budaya menyerukan seruan bersama agar setiap candi, sumber patirtan, pesarehan, petilasan, hingga ruang publik wajib memiliki penanda Aksara Jawa. Ini bukan sekadar simbol, melainkan bagian dari membangun kembali jati diri bangsa yang berakar pada warisan leluhur.

> “Negara besar selalu menjaga aksaranya: Tiongkok, Jepang, Thailand, Arab, Yunani. Lalu, mengapa kita abai? Jawa Timur sebagai tanah warisan Kerajaan Majapahit sudah seharusnya menjadi pelopor dalam merawat Aksara Jawa,” tegas KPAS Mpu Ki Bagus.

 

Dengan disematkannya Aksara Jawa di Candi Jawi, semoga menjadi tonggak sejarah dan pengingat bahwa menjaga warisan budaya adalah tanggung jawab bersama.

Jika bukan kita, siapa lagi? Jika bukan sekarang, kapan lagi?

Salam Budaya.
Rahayu.

Editor:jekyridwan

Share :

Baca Juga

BERITA UTAMA

Dansatgas TMMD ke-116 Kodim 1002/HST, Optimis Rehab Musala Selesai Tepat Waktu

BERITA UTAMA

Dibawah Guyuran Hujan, Kodim 1002/HST Berikan Kejutan Kepada Kapolres HST

BERITA UTAMA

Karyawan PT Timah Berani Katakan Tambang Milik (AD) IUP PT.TIMAH,Bukan Kawasan Wisata.

BERITA UTAMA

Personel Polresta Sidoarjo Berjibaku Bersihkan Puing Bangunan Ponpes Al Khoziny

BERITA UTAMA

Senyum Ceria Anak-anak Sambut Sumur Bor TMMD di Lok Nyiur

BERITA UTAMA

Kabid Humas Polda Jabar : Polisi Patroli ke Pasar Subuh Cegah Kecurangan Penimbunan Bahan Pokok

BERITA UTAMA

Satlantas Polres Pelabuhan Tanjung Perak Gencarkan Sosialisasi Zero ODOL kepada Pengusaha Transportasi

BERITA UTAMA

Evaluasi Pengawasan Lapas Sustik Pangkalpinang Diperlukan: Narkoba Diduga Masih Dikendalikan WBP dari Dalam, Pergantian Kalapas dan KPLP Disorot”