Kota Mojokerto 15/9/2025 Kota Mojokerto resmi ditunjuk sebagai tuan rumah peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tahun 2025 yang akan digelar pada 1–3 Oktober 2025 mendatang. Tak hanya di wilayah kota, rangkaian kegiatan juga akan dilaksanakan di Kabupaten Mojokerto.
Pemilihan Mojokerto sebagai pusat kegiatan Bulan PRB 2025 memiliki makna filosofis mendalam. Mojokerto yang dikenal sebagai “Gerbang Nusantara” erat kaitannya dengan kejayaan Kerajaan Majapahit di masa lalu. Nilai historis tersebut dipandang sebagai simbol gerbang perubahan menuju Indonesia yang lebih tangguh menghadapi risiko bencana.
Dengan semangat sejarah Majapahit, penyelenggaraan Bulan PRB di Mojokerto diharapkan mampu menjadi titik balik dalam membangun peradaban modern yang tetap berakar pada budaya lokal, sekaligus memperkuat sistem ketangguhan bencana di tingkat nasional.
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, menyambut baik kepercayaan yang diberikan pemerintah pusat. Ia menyebut kegiatan berskala nasional ini akan membawa manfaat besar bagi masyarakat maupun pemerintah daerah.
“Peringatan Bulan PRB 2025 di Kota Mojokerto menjadi momentum penting untuk meningkatkan literasi kebencanaan sekaligus memperkuat jejaring antar daerah. Kami ingin menjadikan kegiatan ini sebagai ruang edukasi, kolaborasi, serta inovasi dalam membangun kota yang tangguh bencana,” ujarnya.
Perempuan yang akrab disapa Ning Ita tersebut juga menambahkan, rangkaian kegiatan PRB tahun ini akan dirangkai dengan peresmian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mojokerto. Kehadiran BPBD diharapkan mampu memperkuat koordinasi lintas sektor serta mempercepat respon penanganan bencana.
“Dengan adanya BPBD, penanganan kebencanaan di Kota Mojokerto akan lebih sistematis, terarah, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” tambahnya.
Berbagai agenda telah disiapkan untuk menyemarakkan Bulan PRB 2025 di Mojokerto. Kegiatan diawali dengan pameran kebencanaan nasional yang menampilkan inovasi teknologi, peralatan, dan program penanggulangan bencana dari berbagai daerah serta lembaga terkait. Selain itu, seminar dan diskusi dengan menghadirkan pakar, akademisi, dan praktisi kebencanaan juga akan digelar untuk membahas strategi pengurangan risiko bencana di masa depan.
Masyarakat pun diajak berpartisipasi aktif melalui simulasi evakuasi bencana yang melibatkan pelajar, relawan, hingga unsur masyarakat luas. Edukasi kebencanaan untuk pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA juga disiapkan agar kesadaran sejak dini dapat terbentuk. Tak ketinggalan, festival seni dan budaya lokal akan digelar dengan mengusung pesan kesiapsiagaan bencana secara kreatif dan menarik.
Dengan beragam agenda tersebut, Kota Mojokerto bersama Kabupaten Mojokerto siap menjadi pusat perhatian nasional dan menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan masyarakat yang tangguh dan berketahanan menghadapi bencana. ( jekyridwan)