Menurut salah seorang warga yang dikenal dengan nama Hari, penemuan umpak batu tersebut bermula dari petunjuk yang diterimanya dalam sebuah peristiwa spiritual. Pada suatu malam, ia mengaku mendapatkan wisik untuk menggali sebuah lokasi di area punden Desa Tempuran. Wisik itu menyebutkan keberadaan batu bersejarah yang tersimpan di sana. Proses penggalian dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan disaksikan oleh beberapa tokoh masyarakat, termasuk mantan Bupati Mojokerto, Mamujen, yang kala itu masih menjabat.
Mamujen, yang menjadi Bupati Mojokerto pada tahun 1989, turut mengonfirmasi adanya penemuan ini dalam beberapa wawancara tidak resmi. Namun, upaya untuk menggali lebih dalam sejarah dan asal-usul umpak batu tersebut tampaknya terhenti sejak benda itu diserahkan kepada pihak purbakala Trowulan.
Jejak Suku Domas di Mojokerto
Suku Domas dikenal sebagai salah satu kelompok masyarakat kuno yang memiliki peradaban unik di wilayah Nusantara. Penemuan umpak batu di Desa Tempuran menjadi indikasi adanya jejak mereka di Mojokerto. Namun, kurangnya tindak lanjut penelitian membuat sejarah ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Warga setempat berharap pemerintah dan pihak berwenang, terutama tim purbakala Trowulan, dapat memberikan kejelasan mengenai asal-usul umpak batu tersebut. Selain itu, masyarakat Desa Tempuran juga menginginkan agar situs punden di desa mereka mendapat perhatian lebih sebagai salah satu warisan budaya yang potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah.
Harapan Warga untuk Masa Depan
“Batu itu bukan hanya sekadar benda, tapi juga bagian dari sejarah kami. Kami berharap ada penelitian lebih lanjut untuk mengungkap cerita di baliknya,” ujar Hari.
Pentingnya menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah seperti ini menjadi pengingat bahwa warisan budaya adalah bagian penting dari identitas bangsa. Semoga kisah ini dapat mendorong langkah-langkah konkret untuk mengungkap misteri umpak batu Suku Domas yang hingga kini masih tersembunyi.(jekyridwan)