MOJOKERTO. 24/10/2025.Dalam rangka memperingati Haul Syech Jumadil Kubro dan Hari Santri Nasional, Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Disbudporapar) menggelar Troloyo Fest 2025. Pagelaran perdana ini berlangsung meriah di halaman depan Makam Troloyo, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Jumat (…24/10…/2025).
Mengusung tema “Jejak Sejarah Jiwa Budaya, Meneladani Warisan Para Ulama”, Troloyo Fest 2025 menjadi wujud sinergi antara nilai spiritual, sejarah, dan kebudayaan lokal. Acara dibuka secara resmi oleh Gus Bupati Mojokerto, Muhammad Albarraa, yang sekaligus menegaskan pentingnya menjaga warisan leluhur sebagai bagian dari identitas masyarakat Mojokerto.
Dalam sambutannya, Gus Barra—sapaan akrabnya—menyampaikan bahwa Troloyo Fest bukan sekadar perayaan, melainkan ajang refleksi untuk meneladani perjuangan para ulama dan tokoh penyebar Islam di Tanah Jawa.
> “Makam Troloyo ini adalah saksi sejarah besar peradaban Nusantara. Melalui Troloyo Fest, kita tidak hanya mengenang jasa para wali, tetapi juga menghidupkan kembali semangat keislaman dan kebudayaan yang menjadi jati diri bangsa,” ujar Gus Barra.
Troloyo Fest 2025 diramaikan dengan berbagai kegiatan bernuansa religi dan budaya, antara lain kirab budaya santri, ziarah dan doa bersama di Makam Syech Jumadil Kubro, pameran UMKM, pentas seni tradisional, hingga lomba-lomba islami yang melibatkan para pelajar dan santri se-Kabupaten Mojokerto.
Kepala Disbudporapar Kabupaten Mojokerto, (nama pejabat jika ada), menambahkan bahwa festival ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang mampu menarik minat wisatawan religi sekaligus memperkuat karakter kebangsaan generasi muda.
> “Kami ingin Troloyo Fest menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengenal lebih dekat sejarah Trowulan dan jejak dakwah para ulama yang telah membangun peradaban Mojopahit hingga menjadi bagian penting dari sejarah Islam di Indonesia,” ungkapnya.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, pondok pesantren, pelaku seni, dan masyarakat, Troloyo Fest 2025 menjadi bukti nyata bahwa nilai spiritual dan kebudayaan dapat berjalan seiring dalam memperkuat identitas Mojokerto sebagai Kota Sejarah dan Kota Santri.
—
Editor:jekyridwan











