Target-24jam.com Surabaya, Delikjatim.com – Dugaan adanya tebang pilih dalam penyebaran informasi konferensi pers kembali mencuat di Humas Polrestabes Surabaya. Sejumlah wartawan mengeluhkan tidak adanya pemberitahuan atau undangan terkait rilis perkara yang digelar oleh beberapa Polsek jajaran Polrestabes Surabaya di bawah kepemimpinan Kasih Humas AKP Rina Shanti Dewi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, beberapa Polsek yang menggelar rilis kasus tanpa adanya pemberitahuan di Grup Pokja Polrestabes Surabaya antara lain:
Polsek Sukomanunggal,
Polsek Gubeng,
Polsek Wonocolo,
Polsek Wonokromo,
Polsek Simokerto pada Kamis (13/3/2025)
Dugaan tebang pilih ini menimbulkan pertanyaan, apakah hanya wartawan tertentu yang diundang oleh pihak Humas?
Ketika salah satu awak media Delikjatim.com mencoba mengonfirmasi perihal ini kepada Kasih Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanti Dewi, SH., yang bersangkutan tidak memberikan jawaban maupun respon.
Hal yang sama terjadi saat awak media mencoba menghubungi Kapolsek Simokerto dan Humas Polsek Simokerto. Sayangnya, pesan yang dikirim hanya dibaca tanpa ada balasan. Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Simokerto memberikan jawaban singkat, “Waalaikumsalam. Iya mas, Humas Polres yang datang ke Simokerto.”
Tak hanya itu, awak media juga mencoba mengonfirmasi kepada Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Dr. Luthfie Sulistiawan, S.I.K., M.H., M.Si., terkait rilis kasus di beberapa Polsek jajaran tersebut, namun hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan dari yang bersangkutan.
Dugaan tebang pilih dalam undangan konferensi pers ini menjadi perhatian, terutama karena beberapa rilis yang digelar membahas kasus kejahatan seperti curanmor, penjambretan, dan pencurian lainnya. Bahkan, beberapa rilis dihadiri langsung oleh Kapolrestabes Surabaya.
Padahal, di lingkungan Polrestabes Surabaya sudah ada grup khusus media yang berisi wartawan yang telah menyerahkan legalitas medianya kepada pihak Humas. Seharusnya, informasi terkait rilis perkara bisa dibagikan secara merata kepada semua jurnalis yang tergabung dalam grup tersebut.
Wartawan yang merasa dirugikan berharap agar Polrestabes Surabaya bersikap lebih transparan dan tidak membeda-bedakan media dalam penyebaran informasi, guna menghindari kecemburuan sosial antar sesama insan pers yang selama ini menjadi mitra kepolisian.