Home / BERITA UTAMA / DAERAH / HUKRIM / INVESTIGASI

Jumat, 17 Mei 2024 - 10:47 WIB

Ketum Barracuda Indonesia Hadi Purwanto SH.Siap Akan Bongkar Aset Desa kedunglengkong Kecamatan Dlangu kabupaten Mojokerto.

Ketum Barracuda Indonesia Hadi Purwanto SH.Siap Akan Bongkar Aset Desa kedunglengkong Kecamatan Dlangu kabupaten Mojokerto.

Ketum Barracuda Indonesia Hadi Purwanto SH.Siap Akan Bongkar Aset Desa kedunglengkong Kecamatan Dlangu kabupaten Mojokerto.

 

 

 

Mojokerto Target-24jam.com 16 Mei 2024 – Hadi Purwanto, S.T., S.H. terus mendesak transparansi dalam tata kelola pemerintahan Desa Kedunglengkong. Tekad ini ditunjukkannya saat menjadi narasumber di Kantor Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Hadi, yang mewakili warga Dusun Banjarsari, menegaskan pentingnya keadilan dan transparansi demi kepentingan masyarakat.

“Saya punya kewajiban untuk memperjuangkan aspirasi warga Dusun Banjarsari. Kami ingin kita semua tetap bersaudara. Saya berharap ada kesadaran dari pemangku kepentingan. Jika tidak ada kesadaran, maka masyarakat punya hak untuk menuntut keadilan,” ujar Hadi Purwanto, Kamis (16/5/2024).

Warga Dusun Banjarsari berharap jalannya pemerintahan desa sesuai harapan masyarakat, terutama terkait keuangan. Ada dugaan adanya upaya memperkaya diri sendiri atau kelompok. Hadi menyatakan dirinya enggan membawa perkara ini ke ranah hukum jika kesadaran perangkat desa bisa terwujud.

Ketum Barracuda Indonesia Hadi Purwanto SH.Siap Akan Bongkar Aset Desa kedunglengkong Kecamatan Dlangu kabupaten Mojokerto.0

“Jangan sampai ada penggelembungan anggaran dan proyek fiktif di Desa Kedunglengkong,” tegas Hadi, yang merasa berhak menyampaikan ini karena ia adalah penduduk Dusun Banjarsari.

Hadi juga menyoroti pentingnya perencanaan yang matang dan transparansi pertanggungjawaban. “Pengembalian kerugian negara tidak bisa menghapus pidana. Saya tidak mau menjatuhkan perangkat desa, tapi pertanggungjawaban harus jelas,” katanya.

Menyoroti proyek pujasera senilai Rp 600 juta, Hadi menyebutnya tidak sesuai aturan karena tidak melalui tender yang seharusnya dilakukan untuk proyek di atas Rp 200 juta. Ia menegaskan kepala desa tidak boleh membawa uang, itu tugas bendahara. “Jika dibawa ke ranah hukum, yang salah adalah bendahara dan sekdes, bukan Almarhum Kepala Desa Darman,” tambahnya.

Hadi juga mengkritik soal pertanggungjawaban kios desa yang hanya ditulis tangan, meragukan keabsahannya. Menurutnya, masyarakat berhak mengetahui Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pemerintah desa, sesuatu yang seringkali diabaikan.

Sekretaris Desa Kedunglengkong, Septya, mengakui bahwa proyek pujasera senilai Rp 600 juta memang menggunakan penunjukkan langsung atas perintah Almarhum Kepala Desa Darman, bukan melalui tender.

Hadi Purwanto menutup dengan menegaskan bahwa ia lebih memilih dibenci oleh Bupati Mojokerto daripada oleh masyarakat Mojokerto karena kebijakan yang salah. “Banyak desa di Kabupaten Mojokerto yang juga memiliki masalah tata kelola seperti Kedunglengkong, tutup Hadi.(Redaksi)

Share :

Baca Juga

BERITA UTAMA

Paguyuban PKL CFD Di Sampang Terancam Bubar, Ini Ungkapan Pembina LSM GKS

BERITA UTAMA

702 Putra Putri Terbaik Tanah Air Resmi Menjadi Siswa Dikmaba TNI AL Angkatan XLIII/1

BERITA UTAMA

Wujudkan Kamtibmas di Pasar Besar, Aiptu Salmanto Lakukan Ini

BERITA UTAMA

Jembatan Kecil Rusak Parah di Desa Sidamukti, Kadis PUPR Pandeglang, Asep Rahmat : Akan Kami Survey Dan Kami Usulkan ke TPAD

BERITA UTAMA

Ketua Umum PBSI Apresiasi Suksesnya Penyelenggaraan Kapolri Cup 2025

BERITA UTAMA

Babinsa Kodim 0802/Ponorogo Latih Tanggap Darurat Bencana Skala Desa

BERITA UTAMA

Komandan Pasmar 3 Hadir Dalam Upacara Penurunan Bendera Merah Putih

BERITA UTAMA

TMMD ke-124 Kodim 1002/HST Hadirkan Kegembiraan di Pengambau Hilir Luar